Bandung, 28 Juli 2014
Kepada,
Rahmatullah Thahir
Makassar
Selamat malam, Tampan.
Jangan heran jika aku kirimkan pesan dengan perasaan. Aku bukan sosok wanita pemendam yang hanya bisa diam. Larut dalam apa-apa yang kau lakukan, acapkali membuat hati ini dekdekan. Terima kasih sudah datang dan memilih untuk tinggal. Menemani aku yang sedang dalam sepi. Memilih untuk bertahan, semoga tidak saling meninggalkan.
Ada hal-hal di luar kebiasaan yang ingin aku sampaikan. Pasca " kamu mau nggak jadi pacar, Mase? " yang kamu ajukan beberapa hari lalu, kentara atau tidak telah merubah sesuatu. Dari aku yang kini tak begitu sering bercuap cuap dalam akun twitterku. Kamu yang mulai membuat comik strip bertokohkan cerita cinta kita. Termasuk analogi cinta ialah duka yang kini sudah berubah begitu saja.
Dulu, cinta ialah duka, menurutku. Berkali kali di tinggal pergi? Terbiasa tersakiti? Percaya untuk terluka? Memikirkan ia yang tidak mementingkan? Iya, dulu begitu. Hingga terpatri dalam ingatan, dulu aku memperjuangkan cinta sendirian, dengan dia yang sama sekali tidak ingin mempertahankan. Terhenyak sesak dalam isak, tidak bisa berdiri tegak. Sampai akhirnya aku mengerti, jika cinta tak harus memiliki, kenapa aku harus begitu angkuh menguasai?
Hahaha, tertawalah. Dulu aku memang kalah. Jatuh pada orang yang salah. Membungkam rindu dengan diam, dalam-dalam. Dan kini, sibuk membakar segenap perasaan cinta yang dulu terjaga. Berkemas untuk bebas, lepas. Berpetualang memanjakan cinta kerontang yang siap untuk pulang dalam pelukan. Mencari lelaki berhati peri yang siap aku cinta dengan tiada henti -kamu.
Walau jarak dibentangkan semesta, tidak ada jeda di antara kita. Hanya canda tawa, tanpa duka. Bahagia, tanpa asa, dengan doa disetiap sujudnya. Dengan kamu yang selalu ada. Pun aku yang akan berusaha. Tuan, cintailah aku tanpa lelah.
Ini aku yang mencintaimu sejak dulu,
Ini aku yang akan selalu menunggumu,
Ini aku yang setia mengaminkan setiap doa,
Ini aku yang akan mencintaimu dengan selalu,
Ini aku yang selalu haus akan apa apa tentangmu.
Aku titipkan hati lemah tiada daya yang mudah terluka, kepada kamu yang aku cinta. Tolong dijaga dengan segenap jiwa raga. Jangan disakiti, apalagi di khianati. Ia rentan akan bau bau pengabaian. Alergi akan ditinggal pergi. Fobia tidak dicintai lagi. Tolong, jangan berhenti.
Aku percayakan segenap perasaan. Jangan ditinggalkan. Bawa ia bersama dimana bahagiamu berada. Jangan kalah, apalagi menyerah. Jarak bukanlah apa apa bila disandingkan dengan renyah tawa saat kita bercanda. Jangan ada rengekan, tangisan, kekecewaan. Semoga semesta mengaminkan.
- Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Apapun yang terjadi pada akhirnya, ialah yang nanti akan indah pada waktunya -
Ada hal-hal di luar kebiasaan yang ingin aku sampaikan. Pasca " kamu mau nggak jadi pacar, Mase? " yang kamu ajukan beberapa hari lalu, kentara atau tidak telah merubah sesuatu. Dari aku yang kini tak begitu sering bercuap cuap dalam akun twitterku. Kamu yang mulai membuat comik strip bertokohkan cerita cinta kita. Termasuk analogi cinta ialah duka yang kini sudah berubah begitu saja.
Dulu, cinta ialah duka, menurutku. Berkali kali di tinggal pergi? Terbiasa tersakiti? Percaya untuk terluka? Memikirkan ia yang tidak mementingkan? Iya, dulu begitu. Hingga terpatri dalam ingatan, dulu aku memperjuangkan cinta sendirian, dengan dia yang sama sekali tidak ingin mempertahankan. Terhenyak sesak dalam isak, tidak bisa berdiri tegak. Sampai akhirnya aku mengerti, jika cinta tak harus memiliki, kenapa aku harus begitu angkuh menguasai?
Hahaha, tertawalah. Dulu aku memang kalah. Jatuh pada orang yang salah. Membungkam rindu dengan diam, dalam-dalam. Dan kini, sibuk membakar segenap perasaan cinta yang dulu terjaga. Berkemas untuk bebas, lepas. Berpetualang memanjakan cinta kerontang yang siap untuk pulang dalam pelukan. Mencari lelaki berhati peri yang siap aku cinta dengan tiada henti -kamu.
Walau jarak dibentangkan semesta, tidak ada jeda di antara kita. Hanya canda tawa, tanpa duka. Bahagia, tanpa asa, dengan doa disetiap sujudnya. Dengan kamu yang selalu ada. Pun aku yang akan berusaha. Tuan, cintailah aku tanpa lelah.
Ini aku yang mencintaimu sejak dulu,
Ini aku yang akan selalu menunggumu,
Ini aku yang setia mengaminkan setiap doa,
Ini aku yang akan mencintaimu dengan selalu,
Ini aku yang selalu haus akan apa apa tentangmu.
Aku titipkan hati lemah tiada daya yang mudah terluka, kepada kamu yang aku cinta. Tolong dijaga dengan segenap jiwa raga. Jangan disakiti, apalagi di khianati. Ia rentan akan bau bau pengabaian. Alergi akan ditinggal pergi. Fobia tidak dicintai lagi. Tolong, jangan berhenti.
Aku percayakan segenap perasaan. Jangan ditinggalkan. Bawa ia bersama dimana bahagiamu berada. Jangan kalah, apalagi menyerah. Jarak bukanlah apa apa bila disandingkan dengan renyah tawa saat kita bercanda. Jangan ada rengekan, tangisan, kekecewaan. Semoga semesta mengaminkan.
- Manusia berencana, Tuhan yang menentukan. Apapun yang terjadi pada akhirnya, ialah yang nanti akan indah pada waktunya -
Fyi, gua bikin blog ini sebagai catatan pribadi gua. Gua mohon bagi lu lu pada yang fans sama gua dan baca blog gua ini....sembunyikan identitas gua. Gua takut terkenal. Tapi lu bisa follow twitter gua @tamsnu. Gua takutnya lu sakau gitu pen kontakan sama gua
ReplyDeleteBangke, itu footer text gua kampret
DeleteSemoga penguasa hati lo baca ini ye --"
ReplyDeleteAlhamdulillah udah ^^
DeleteCie tami hahaha
ReplyDeleteJir, dibaca penulis. Kaget
Deleteaku sepikless baca ini, gaes..
ReplyDeletebaca dua kali maksudnya? ......
DeleteBaguss..
ReplyDeleteVisit back -->
www.katamiqhnur.com
Ah apalah daku, single bahagia yg cuma bisa numpang merasakan kebahagiaan. #ihik.
ReplyDeletetumben lo baru nongol
Deleteyap waktu yang menjawab, dan biarlah indah pada waktunya.. btw mampir ke yoggaas.blogspot.com
ReplyDeletelah, ini bukan nyatain apa begimana maaas XD
Delete